Hai gengs, sebenarnya sudah lama
sekali aku ingin sharing tentang hal ini. Namun yaa aku perlu waktu untuk
menata hati dulu. Karna jujur sampai sekarang pun kalau menyebut nama alm suami
kok masih nyesss di hati. Next, mungkin aku akan lebih banyak menulis tentang
alm sebagai healing therapy. Pertama aku mau mulai dari cara membawa pulang
jenazah dari Maroko ke Indonesia.
I left my heart in Morocco. In this country i have golden memories with you my sweetheart |
Suamiku meninggal karena serangan jantung mendadak di Maroko. Kemudian alm di makamkan di tanah kelahirannya, Wonogiri. Jadi jenazah 2x naik pesawat. Pertama Maroko – Jakarta, lalu Jakarta – Solo dan kemudian melanjutkan perjalanan darat selama 1 jam ke Wonogiri dengan ambulans. Aku bagi menjadi 2 part ceritanya yaa biar tidak terlalu panjang postnya. Part 1 menceritakan perjalanan alm Maroko-Jakarta sedangkan part 2 perjalanan Jakarta-Solo .
Alm meninggal sekitar jam 8 malam
waktu maroko. Alm meninggal di klinik dekat rumah. Klinik tidak menyediakan
jasa pengurusan jenazah dan harus dipindah ke rumah sakit besar untuk urus
jenazah seperti memandikan, mengkafankan dan menshalatkan hingga siap dikirim ke
luar negri. Namun sebelum dipindah, dokter yang menangani ingin melakukan otopsi.
Tentu saja aku menolak. Tak sampai hati aku membayangkan dadanya disayat –
sayat pisau. Jenazah terkena air saja merasakan sakit apalagi sampai terkena
sayatan benda tajam. Alm meninggal tepat di depan mataku, aku melihat sendiri
dirinya saat mengambil nafas terakhir hingga matanya ke atas dan memutih. Aku
siap lahir batin menerima kenyataan memang alm meninggal serangan jantung.
Namun negosiasi berjalan alot,
dokter tidak mau menandatangani surat pemindahan jenazah tanpa adanya lampiran
hasil otopsi. Itu adalah prosedur klinik dan tak ingin dikemudian hari menjadi
masalah bagi dokter itu sendiri. Bahkan kedutaan Indonesia juga masih terus
mengusahakan tanpa otopsi dengan pihak kedutaan Maroko. Semua orang dihubungi,
relasi dan kantor ini itu ditanyai mengenai pihak keluarga yang menolak otopsi.
Selembar kertas dengan tulisan
berbahasa perancis dan arab sudah tergeletak di depanku. Dokter menyerahkan
pulpen dengan mata bulatnya yang tajam. Kedua mata itu berkata, cepat tanda
tangan dan suamimu bisa diurus secepatnya. Dadaku sungguh sesak. Aku ambil
pulpen dengan tangan gemetaran lalu aku taruh kembali di atas kertas tadi.
Akupun keluar ruangan dengan perasaan tak karuan.
Ingin sekali aku mengambil air
wudhu dan shalat. Tapi sayangnya saat itu aku sedang haid. Tak ada yang bisa
aku lakukan. Aku hanya bisa berdo’a dalam hati kepada Allah. Aku cuma bisa
menangis dan pasrah. Tak lama kemudian appa datang ke klinik. Appa adalah kakek
dari Sara tetanggaku di Apartemen yang sudah kami anggap sebagai keluarga
sendiri. Begitu appa tau ribut-ribut di klinik, tak lama kemudian ia pulang dan
kembali ke klinik dengan seseorang. Seseorang yang dengan tanda tangannya
suamiku bisa dipindah tanpa ada otopsi. Ternyata tetangga kami di apartemen
adalah seorang pejabat pemerintahan atau jenderal atau apa aku lupa. Dulu kami
pernah bertemu saat pengurusan perpanjang visa. Beliau juga menjamin kami
sebagai warga pendatang yang baik dan memang tinggal satu apartemen dengan dia di
apartemen firdaus. Ternyata beliau mengenal baik alm dan dengan siap membantu
mengurus. Alhamdulillah ya Allah. Allah memudahkan urusanmu say.
Setelah dipindah ke rumah sakit,
jenazah juga belum bisa langsung diurus oleh pihak rumah sakit. Mereka tidak
akan mulai bergerak tanpa adanya dokumen tertulis resmi dari kedua negara,
Maroko dan Indonesia. Saat itu adalah hari jum’at. Kami berpacu dengan waktu.
Jam kerja di Maroko itu berbeda dengan di Indonesia. Istirahat hari jum’at
mereka hampir 2 jam. Sabtu Minggu kantor pemerintahan tutup. Kebetulan sepupuku
yang juga ternyata staff kedutaan besar kenal dengan beberapa staff kedutaan
Maroko pusat di Kota Rabat jadi dia bantu follow up agar dokumen
diprioritaskan. Takut kalau jum’at tidak selesai maka kami harus menunggu
hingga senin. Kasihan alm kalau jenazah tidak cepat-cepat diurus.
Aku juga sangat berterima kasih kepada
Bapak dan Ibu Kedubes yang sudah mau menyempatkan datang ke Safi. Perjalanan
Rabat dan Safi sekitar 4-5 jam. Bapak dan Ibu Kedubes juga beserta beberapa
staff KBRI yang datang langsung untuk memberi penghormatan terakhir untuk alm.
Kedatangan Ibu Kedubes sungguh berarti, beliau seperti ibuku sendiri. Walau
kami baru pertama kali bertemu tapi beliau menenangkanku. Pelukannya hangat dan
kata-kata yang keluar dari bibirnya sungguh adem. Aku juga berterima kasih kepada
Pak Dedi, staff kedutaan besar Indonesia untuk Maroko. Beliau sigap dan sudah
siap sedia duluan untuk menginap di Safi demi mengurus keperluan alm. Kebetulan
kami memang kenal karna beliau beberapa kali membantu alm dalam persidangan di
Maroko. Alhamdulillah jum’at sore dokumen selesai dan jenazah bisa diurus.
Pengurusan pengiriman jenazah
dilakukan oleh pihak ketiga atau agency. Agency bertanggung jawab untuk
pengurusan pengiriman jenazah dari Maroko hingga Jakarta saja. Sedangkan
Jakarta – Solo sudah bukan kewenangan mereka lagi.
Dokumen yang diperlukan untuk
perjalanan jenazah adalah Surat Keterangan Kematian, Sertifikat Jenazah Bebas
Dari Penyakit Menular, Berita Acara Peletakan Jenazah Ke Peti Mati (dengan
saksi staff KBRI), Surat Perjalanan Jenazah (data alm seperti yang tertera di
passport), Sertifikat Pembalseman Forensik Jenazah (di surat tertulis di inject
formalin tapi aku sendiri tidak melihat caranya), dan tiket kargo khusus jenazah
dari maskapai penerbangan. Jenazah menggunakan pesawat Emirates.
Berkas asli perjalanan jenazah Maroko-Jakarta |
Peti jenazah yang digunakan adalah peti khusus dengan standar internasional. Peti kayu berlapis seng. Peti ditutup dengan cara di mur dan di las. Sungguh rapat. Peti ini memang di desain agar tidak bisa dibuka kembali. Saat disana, oleh ustadz Maroko sudah diberi wejangan bahwa nanti saat dikubur tidak apa-apa mayat tidak terkena tanah kuburan. Peti tidak mungkin dibuka kembali. Jenazah sudah diurus dengan cara islam dan ini kasus emergency jadi tidak masalah dikubur dengan peti. Mohon memberi pengertian kepada keluarga di Indonesia.
Aku tidak bisa satu pesawat dengan alm. Peraturan Emirates, untuk kargo jenazah tidak akan diinfokan di awal. Mereka akan info last minute. Dalam peraturan penerbangan memang cargo jenazah disembunyikan. Penumpang lain tidak boleh tahu kalau mereka terbang dengan jenazah di bawah mereka. Kami hanya diinfokan kalau jenazah akan terbang kalau tidak tanggal 27 atau 28. Karena masih belum jelas jadi kami tidak mau ambil resiko, aku pulang lebih dulu ke Jakarta sehingga nanti bisa urus kedatangan alm. Aku pulang menggunakan Atalia Air, transit dulu di Italia. Subhanallah salah satu rencana kami berdua adalah mengunjungi Italia karena Sara kini tinggal di Italia.
Di dalam pesawat Atalia Air. Liat say aku ke Itali. Pulang dengan memakai jaket dan jam tangan alm. Semuanya masih ada bau kamu. Jaket ini yang dipakai saat alm meninggal |
Di atas Italy |
Sara berangkat 2 minggu sebelum alm meninggal dan saat mereka terakhir bertemu, Sara tidak mau lepas sama sekali dengan alm. Bahkan saat kami pamit mau pulang, alm bilang “Sara ke Itali tapi Surat dan Tuty pulang ke Indonesia trus kita enggak ketemu lagi”, Sara malah mau ikut ke Indonesia aja. Dia menyuruhku membawa kopernya (ia dia geret-geret kopernya dari kamar trus disodorin ke aku suruh pegang), lalu ia meminta mas surat untuk menggendong dirinya. Lalu di lobby apartemen appa mengambil sara dari gendongan alm, Sara menjerit sangat kencang hingga bibirnya berwarna biru. Ia menangis sangat kejer sambil tangannya terus berusaha menggapai mas surat. Mungkin itu firasat kamu yaaa nak kalau kalian tidak akan bertemu lagi. Oia anehnya saat aku transit di Itali Sara dan mamanya mimpi bertemu alm. Sara bilang alm mukanya bersinar dan ia bilang “Surat Jannah”. Aahhh meleleh alm pamitkah dengan Sara lewat mimpi??? Apakah kamu ikut bersamaku ke Itali say???
Habis beli kado ultah buat Sara sekalian pamitan, besok Sara mau berangkat ke Italy |
Bajunya langsung dipakai sama Sara. Itu sepatu boots yang dipakai punyaku. Ia selalu ingin pakai sepatu apapun yang aku pakai hehehehe. |
3 hari berturut-turut sebelum alm meninggal, mereka selalu video coll Maroko-Itali. Sara maunya video coll sama alm aja. |
Pengiriman jenazah dengan pesawat Emirates cukup detail. Sebelum keberangkatan jenazah ke Casablanca, kami sudah menerima email dari orang yang bertanggung jawab menerima kargo jenazah. Lalu selama perjalanan pihak emirates dan juga agency selalu inform lewat email. Btw, biaya pengurusan pengiriman jenazah semua ditanggung oleh perusahaan. Seingatku kalau tidak salah biaya pengiriman jenazah Maroko-Jakarta sekitar 50 atau 60 juta.
Masalah baru muncul ketika
jenazah tiba di Jakarta maka akan dibawa kemana? Siapa yang bertanggung jawab
menerima peti jenazah di Soekarno Hatta dan mengurus perizinan kargo bisa
keluar dari pesawat dan bisa ikut terbang lagi ke Solo. Kita bener-bener blank
soal ini. Bahkan pihak kedutaan Indonesia di Marokopun tidak punya rekomendasi
agensi untuk mengurus. Pak dedi berpesan untuk mengurus sendiri saja kalau
bisa. Cerita selanjutnya di Part 2 yaaa.
MashaaAllah tabarakallahu, semoga tuty selalu dalam kesabaran dan perlindungan Allah ya neng. Berliku-berliku tapi dikelilingi oleh orang2 baik sebagai pertolongan Allah.
BalasHapusaamiin aamiin terima kasih kakak, iya alhamdulillah masih diberi pertolongan sama Allah
HapusPas liat postingan ini di google plus langsung cuuss baca.. Yaampun ga kebayang yah tut km disana sendirian, meskipun banyak teman yang bantu. Tapi pasti saat itu km butuh keluarga. huhuhuhu~ senangnya semua dimudahkan dr maroko-jkt semoga km selalu dalam perlindungan allah swt. gasabar baca lanjutannya
BalasHapusudah ada kok lanjutannya. Iya yg paling berat adalah saat kepengen curhat, mesti ngomong pake english itu kok ya males mikir. Yang di Indo pas alm meninggal pas jam 3 pagi masih pada tidur semua
HapusMashaaAllah, peluk Tuty, semoga almarhum suamimu dilapangkan kuburnya dan khusnul khotimah ya. Kamu juga diberikan kesabaran dan ketabahan yang luarbiasa :)
BalasHapusaamiin aamiin kak terima kasih, virtual huuggg
HapusLuar biasa ceritanya kayak baca novel Mba. Smg Mba Tuty terus mendapat kekuatan untuk pulih dengan kenangan manis bersama almarhum ya. Ditunggu cerita lanjutannya Mba :)
BalasHapusiyaa kak sampai sekarangpun aku masih terus berusaha bangkit dan healing the wound. Oia lanjutannya sudah ada kok
HapusMashaaAllah, Ka Tuty yang tabah ya.. hebat banget kaka bisa mengurus semuanya dengan bantuan dari2 orang2 baik..
BalasHapusiyaa alhamdulillah banget, staff KBRI juga sangat helpful. Bapak Dubes dan Ibu Dubes yang ikut datang langsung melayat juga mungkin jadi alasan pengurusan alm menjadi prioritas. Bahkan boss alm terkesan, katanya baru kali ini lihat ada pekerja negara lain meninggal tapi yang datang Kedubesnya langsung serta staff pentingya.
HapusMasyaAllah kaak gabisa gak netes bacanya:"") Kuat banget kak Tuty hebat/ MasyaAllah di snaa dikelilingi orang2 baik dan urusannya dimudahkan ya kak
BalasHapusiyaaa aku juga klu baca ulang masih suka netes kok, hiiiks. Alhamdulillah masih diberi pertolongan Allah dan aku yakin semua itu juga karena kebaikan alm sewaktu hidup
HapusJadi sedih baca ini. Lagi di negara orang dan tertimpa musibah. Untung aja ada banyak rekan, terutama dari Kedubes yang bantu.
BalasHapusNenekku juga dulu meninggalnya di Brussels. Waktu itu ikut Om dan Tante yang jadi Atase di sana. Tapi Alhamdulillah mereka pulang ke Indonesia bisa sepesawat dengan jenazah.
Iya memang ada opsi aku nunggu beberapa hari di casablanca sampe dapet info pesawat trus beli tiket on the spot, tapi karna di indo chaos dan ga ada yang bisa handle jadi aku memutuskan pulang duluan sambil nyiapin kelengkapan pengurusan penerimaan dan pengiriman jenazah nanti jakarta-solo
HapusSpeechless .He's a good man. masss Surat, ini istinya SANGAT SAYANG SEKALIIIIIIII loh. Selalu berbinar2 waktu cerita ttg mas dan gmn senengnya dia mau ke Morocco.
BalasHapusInget gaaaa waktu itu kita di Eat n Eat Kokas .NGERUMPIIKKKKKK.
Tuhan sll punya rencana yg baik sayang. Percaya aja Tuhan pasti kasih yg terbaik untukmu.
iyaaaaa betuul. Memang timing Tuhan itu yang terbaik. Padahal alm udah minta aku nyusul dari dulu tapi aku baru bisa setelah beberapa bulan. Taunya emang pas hampir setahun masa aku disana sesuai masa visa maksimal, alm pergi. Jadi memang Tuhan atur supaya aku nanti yang bawa pulang alm yaaa. Gak kebayang kalau alm pergi pas kita LDR, mungkin aku gak bisa sekuat sekarang
HapusMasyaallah tabarakallah, semoga kamu selalu diberikan kekuatan dan kesabaran, Bismillah...selalu ada Allah.
BalasHapusaamiin aammiin kak. Iya dan aku bisa kuat menghadapi masa - masa saat alm pergi karena saat itu aku benar-benar merasakan Allah itu dekat sekali dan selalu menemani
HapusAku gak ngerti kak mesti ngomong gimana. Kamu orang yang kuat ya kak, semoga dipertemukan lg di Jannah-nya Allah swt aamiin allahuma aamiin
BalasHapusaamiin aamiin aamiin aamiin aamiinn ya allah. Kak Putri yang sebentar lagi menikah, jangan sia-siakan waktu bersama suami yaa, ladang pahala banget itu kak
Hapusliat status mba tuty di fb bisa tergambarkan banget sosok beliau, semoga beliau ditempatkan di surga tertinggi disana #amiinn, aku yo abis baca ini berkaca kaca lho mba... :(
BalasHapusiyaaa kak terima kasih do'a nya, aamiin aamiin. Beliau memang sosok yang sangat baik, belum pernah aku temuin sosok orang sebaik dia
HapusDoa terbaik untuk suami kak tuty. Ceritanya bener-bener menyentuh hati Kak...terus semangat kak Tuty!
BalasHapus