Translate

Jumat, 23 November 2018

Pengurusan Cargo Jenazah Dengan Human Remain Transit Lounge Angkasa Pura II (Golden Gate)


Banyak sekali serigala berbulu domba dalam urusan pengurusan jenazah di Indonesia. Ada calo, penipu dan orang yang pura-pura tidak tahu untuk cari aman atau kasarnya ‘bukan urusan gw’. Pengurusan pengiriman jenazah dari luar negri ternyata merupakan lahan basah yang sering disalahgunakan oleh orang yang tak berprikemanusiaan.



Pemerintah mengerti akan hal ini, jadi pemerintah sudah membuat langkah yang tepat dengan membangun jalur resmi. Hanya saja belum semua orang tahu karena kurangnya sosialisasi ? (Eh, sosialisasi kemana yak ini ??)

Beruntung aku punya adik laki – laki cerewet yang kuliah marcom dan juga sepupu orang HRD jadi super bawel dan satu lagi adikku yang berbadan tinggi besar bermuka ambon cukup seram lha dilihat sekilas. Mereka googling dan telepon sana sini tak ada yang bisa menjawab dengan pasti dan benar – benar membantu. Hanya temannya mama yang bekerja di Soekarno Hatta berpesan, lebih baik datang langsung ke Bandara Soetta dan hati – hati banyak calo.
Mereka bertiga datang langsung ke Bandara Soetta dan mulai bertanya sana sini. Bandara Soekarno Hatta merupakan bandara internasional besar. Banyak sekali perusahaan logistic yang mengurus pengiriman barang setiap harinya. Mereka pertama melacak ke maskapai Emirates untuk tata cara pengambilan jenazah. Karna setelah itu jenazah akan ke Solo juga dengan pesawat jadi kami juga harus mengurus pengiriman jenazah kembali.

Mereka di lempar sana-sini dari subuh hingga malam belum kelar masalahnya. Adikku cuma dipesan sama kurir disana, ‘hati – hati mafia kak’. Sampai aku tiba di Jakarta jam 1 dini hari, keluarga masih belum tau memakai vendor mana untuk pengurusan jenazah. Sedangkan jenazah akan tiba di Jakarta sore hari nanti. Pihak emirates sudah menanyakan vendor mana yang akan menerima kargo jenazah nantinya. Dari pagi sampai malam adikku hanya dapat mengumpulkan sedikit informasi. Semua vendor adalah swasta jadi pihak keluarga juga bingung memilih yang mana. Akhirnya semua keputusan ada di aku.

Saat aku di pintu keluar, ada orang dari vendor logistic menawarkan jasa kargo jenazah. Kami ingin alm secepat mungkin dikebumikan. Jenazah tiba di Jakarta sekitar jam 4 sore dan penerbangan terakhir ke Solo jam 5 sore. Vendor ini berani menjanjikan bahwa jenazah bisa ikut terbang ke Solo hari itu juga.

It’s impossible geng ! Sebelumnya alm suami pernah mengurus pengambilan jenazah saudaranya yang kebetulan juga meninggal di Maroko dan butuh waktu selama 3 jam. Vendor ini begitu meyakinkan keluargaku dan pihak keluarga alm. Vendor itu juga menawarkan untuk mengurus tiket pihak keluarga yang akan pergi ke Solo. Kami maunya kami satu pesawat dengan jenazah. Vendor menawarkan harga tiket satu orang sekitar 700rb padahal adikku cek lewat booking online hanya 300rb. Ada yang tidak beres disini.  Vendornya menawarkan harga bundling ? Well makin aneh aja dan hal ini membuat mamaku ‘ngamuk’ di bandara. Literally teriak sambil lepas sandal udah mau nabok tu orang. Aku tidak tahu pasti apa yang diributkan. Aku? Terhempas jetlag penerbangan hampir 20 jam dengan keadaan belum tidur beberapa hari, kurang makan dan hati yang berantakan.

Keluarga yang menjemputku lumayan banyak di Bandara, kami sampai 3 mobil. Semuanya kumpul dan berdiskusi di depan pintu keluar penumpang. Satpam, ABRI, Polisi ya cuma liat aja tanpa ada yang nyamperin gitu tanya ada masalah apa. Waku sudah menunjukkan pukul 3 pagi, sebentar lagi waktunya sahur dan kami masih duduk di emperan bandara.

Oia, vendor ini hanya seorang diri lho dan setiap sepupuku bertanya mana kantornya dan ingin bicara di kantor dia selalu berkelit dan mengalihkan perhatian. Aku melihat beberapa catatan informasi seputar cargo hasil seharian di bandara yang dibawa adikku. Disatu sisi vendor ini menjamin cepat dan pasti bisa ke Solo hari itu juga tapi aku tidak percaya dengan proses pemindahan kargo jenazah yang hanya 1 jam. Ada satu namanya cargo jenazah namun tidak bisa mengirim jenazah hari itu. Jenazah akan terbang keesokan harinya. Vendor ini juga tidak janji muluk-muluk, so reasonable di telingaku.

Bismillah aku akhirnya memutuskan untuk datang langsung ke tempat vendor kargo jenazah. Simply karena namanya kargo jenazah. Lalu kami sekeluarga pergi menyusuri wilayah logistic di bandara Soetta. Teryata tempatnya super luas, hampir seperti kawasan industri. Astagfirullah aku sungguh kaget saat melihat tempat vendor yang tadi ngotot itu. Gudang itu mah. Persis seperti warehouse di perusahaan dengan rak-rak yang menjulang tinggi. Panas dan sumpek. Setega itukah menempatkan jenazah di tempat seperti itu ? Kami sekeluarga langsung enek sama orang cargo itu dan tidak jadi masuk ke kantornya. Langsung lewat aja.

Lalu tibalah di cargo jenazah dan namanya ternyata Human Remain Transit Lounge Angkasa Pura II ( Cargo Jenazah ) atau dikenal juga dengan sebutan Golden Gate. Sebuah rumah singgah untuk jenazah. Golden Gate terdiri dari dua lantai, lantai pertama terdiri beberapa ruangan, yaitu lobby, ruang jenazah dan ruang lounge untuk keluarga menunggu. Ruang lounge ini dilengkapi dengan mini bar dan juga sofa empuk yang bisa digunakan untuk istirahat atau tidur. Sedangkan lantai dua berisi mushola dan ruang kerja office. Alhamdulillah banget akhirnya aku memilih kesini. Ternyata ini tuh resmi yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk pengurusan jenazah. Baru berdiri dan jadi musuhnya mafia – mafia yang pengen keruk keuntungan dari keluarga alm. Pemerintah tahu soal calo – calo seperti yang tadi ngotot itu. Jadi pemerintah membuat lounge ini namun memang informasinya belum banyak yang tahu atau sengaja biar orang tidak tahu karena adikku hampir seharian di bandara tidak mendapat info pasti tentang hal ini.



Pegawainya ramah dan sangat helpful. Mereka juga membantu booking tiket untuk keluarga korban dan harganya normal tanpa di mark up. Sama dengan harga di web. Untuk harga, calo tadi menawarkan biaya cargo jenazah sebesar 12 juta sedangkan di Angkasa Pura hanya dikenakan biaya sebesar 6 juta. Harga ini belum termasuk ambulans Bandara Solo ke Wonogiri yaa. Kalau mau bisa juga sekalian diurus namun karena keluarga Solo sudah ada yang mengurus ambulans jadi kami tidak memakai jasa dari Angkasa Pura.

Keesokan paginya setelah mengantar saudara yang pagi – pagi ke Jogja, aku tidak pulang lagi ke rumah tapi langsung ke lounge. Human Remain Transit Lounge Angkasa Pura II ini bisa digunakan untuk agama apapun. Aku perhatikan di ruang jenazah juga terdapat beberapa peti jenazah kosong. Ada yang berhias salib dan polos, lalu di pojok ruangan terdapat lemari kaca berisi al – qur’an dan beberapa buah buku yasin.

Selama aku menunggu di lounge, pelayannya berulang kali menawarkan untuk membuatkan minuman teh hangat atau kopi. Gratis untuk keluarga korban. AC nya juga cukup dingin dan lumayan aku bisa memejamkan mata sebentar beberapa menit untuk recharge badan.

Saat siang hari, datanglah orang berseragam dan mengaku dari pihak PJTKI (?) aku lupa. Sok kenal lalu selalu ajak ngobrol pakdeku. Dia selalu nyerempet2 soal uang kematian, asuransi dan keluarga alm. Bahas perusahaan alm, pekerjaan dan bla bla bla. Jujur aku malas mendengarnya. Sampai akhirnya aku melek saat dia minta tanda tanganku untuk surat yang aneh menurutku. Dia bilang untuk urus pengambilan jenazah. Dia juga minta berkas alm untuk difotocopy. Berkas aslinya kan ada di pegawai Angkasa Pura.

Feelingku langsung berkata, something wrong. Aku langsung telepon sepupuku dan Pak Dedi. Karna sebelumnya pakde sudah tanda tangan dari pihak keluarga alm. Kami takut tanda tangannya disalah gunakan. Pak Dedi menjelaskan bahwa pengurusan segalanya sudah beres di Maroko. Tidak ada pihak lain.

Pesawat Emirates delay beberapa jam membuatku harus stay lebih lama di lounge. Bapak berseragam tadi masih ada disitu, mondar-mandir. Tapi sudah tidak berani mendekati aku karena habis di ketusin sama tetehku yang super galak. Selesai shalat ashar, mbak yang mengurus dokumen alm mengajakku ngobrol. Kami ngobrol tentang Maroko dan mengapa alm meninggal. Lalu dia berkata hati-hati dengan bapak berseragam itu, karna dia memakai seragam palsu. Sedari pagi dia meminta fotocopy berkas alm tapi tidak dikasih sama beliau. Sore hari saatnya tukar shift dan dia menyerahkan dokumen asli kepadaku untuk dipegang baik-baik jangan sampai ada yang pegang. Ia takut dokumennya jatuh ke bapak tadi. Terima kasih mbak, kamu baik sekali. Alhamdulillah kami bertemu orang baik disini. Lalu maksud bapak tadi apa? Aku tidak tahu tapi aku bersyukur kami masih dilindungi Allah dari orang yang mungkin ingin berniat jahat.

Dipikir-pikir  kok ada ya orang tega banget, disaat keluarga sedang bersedih kehilangan seseorang yang disayangi kok malah mencoba mengambil kesempatan, memanfaatkan keadaaan keluarga yang mungkin sedang kalut sehingga tidak bisa berpikir dengan jernih. Tolong menolonglah dalam kebaikan karena suatu saat Allah yang akan menolongmu.

Pesawat Emirates touch down Jakarta sekitar jam 5 sore. Pihak Angkasa Pura langsung mengurus dokumen alm. Saat jam 5.30 pm, pihak Angkasa mengabarkan bahwa surat perizinan sudah selesai. Kargo jenazah sudah bisa diambil sekarang. Jika ada keluarga yang ingin ikut menyaksikan dipersilahkan. Karena waktunya sudah mepet dengan waktu berbuka puasa, jadi kami putuskan untuk pengambilan jenazah dilakukan setelah berbuka puasa dan tanpa kehadiran keluarga disana. Kami sudah percaya kepada pihak Angkasa Pura. Kami menunggu kedatangan peti jenazah di lounge saja.

Peti jenazah tiba di lounge sekitar jam 7 malam. Peti diantar dengan mobil ambulans jenazah. Lalu peti dibawa ke ruangan jenazah. Disana kami membacakan surat yasin untuk almarhum. Selesai itu sekitar jam 9 peti jenazah dipersiapkan kembali untuk memasuki kargo pesawat Lion Air yang akan berangkat ke Solo esok hari. Sebenarnya kita masih bisa berlama - lama di lounge, limit waktu dari Angkasa Pura yaitu maksimal jam 2 pagi peti harus sudah meninggalkan lounge. Namun kami besok pagi – pai sekali sudah harus terbang ke Solo dan jam segini belum packing.

Bedanya penerbangan cargo jenazah di luar negeri dan di Indo ya, kalau Emirates kemaren pihak agensi dan keluarga tidak tahu pesawat yang akan membawa jenazah. Kita hanya tau maskapainya yaitu Emirates. Sedangkan kode pesawatnya baru akan diinfokan setelah pesawat akan berangkat. Hal ini karena menunggu persetujuan dari pilot, bersedia atau tidak membawa kargo jenazah. Kalau di Indonesia, pembelian tiket cargo jenazah bisa sesuai keinginan kita. Hal ini memudahkan keluarga jika ingin satu pesawat dengan jenazah.

Penerbangan cargo jenazah bersifat sangat confidential atau rahasia. Tidak ada penumpang lain yang tahu kalau mereka terbang dengan membawa jenazah di bawah mereka. Saat tiba di bandara Solo, aku ingin sekali melihat peti jenazah diturunkan. Untungnya bandara Solo itu tidak seluas Soekarno Hatta. Jadi dari lapangan terbang, beberapa meter sudah langsung menuju bangunan bandara. Begitu sampai di pintu masuk, aku dan adikku hanya berdiri sambil melihat pesawat dari kejauhan. Seharusnya semua penumpang tidak boleh ada yang berdiri disitu. Semua keluargaku juga sudah pergi ke area pengambilan bagasi. Satpamnya pengertian, membolehkan kami melihat penurunan peti jenazah sambil merekam di hp. Aku melihat peti diturunkan dengan hati – hati dari cargo pesawat. Tempatnya berbeda dengan tas – tas penumpang. Bahkan kalau dilihat posisinya persis dibawah tempat dudukku saat di pesawat (kita tetap berdekatan berarti ya say). Lalu ditaruh di kereta khusus tidak seperti yang untuk angkut tas – tas. Setelah itu adikku di telepon oleh pihak bandara selaku penanggung jawab pihak keluarga yang akan mengambil jenazah.

Selesai sudah tugasku, mengantarkanmu hingga tempat peristirahatan terakhirmu.
Aku puas sekali dengan pelayanan Human Remain Angkasa Pura. Mereka memperlakukan peti jenazah selayaknya mereka manusia. Hati – hati sekali berbeda dengan kargo barang biasa. Aku tidak bisa membayangkan jika peti jenazah diperlakukan selayaknya pengiriman barang biasa.

Candid by alm. Sekitar 2 minggu sebelum alm pergi. Walaupun aku sendiri sekarang tapi kamu selalu ada di hati


13 komentar :

  1. Duhh aku ikut kesel sama calo calo.. parah banget sih.. Artikel kamu ini sangat ngebantu banget tut, buat keluarga lain yang ngebutuhin info macem gini. Thank u for sharing say :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa kan kesel banget sama calo, moso orang meninggalpun mau dikerjain. Mungkin biasanya kalau orang panik atau down bisa gampang dibodohin. Pakde alm aja yang biasa urus ini itu hampir keder lho gara-gara tu calo. Alhamdulillah Allah kasih aku ketenangan dan bisa berpikir jernih sebentar

      Hapus
  2. mbak, aku nangis karena terharu akan cinta kasih mbak kepada suami.. Alfatehah untuk alm pak suami ya mbak.. Semoga keluarga yg ditinggalkan diberi kekuatan dan ketegaran.. InsyaAllah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin aamiin terima kasih kak do'a nya untuk alm

      Hapus
  3. Astagfirullah bacanya antara sedih ngebayangin kondisi mbak tuty tapi juga kesel sama kelakuan mafia di bandara. Seandainya hal tersebut terjadi sama mereka, apa mereka masih mau cari untung dari urusan cargo jenazah. Ini urusan akhirat, kalau kita bisa bantu malah bisa jadi amalan buat kita. Ngenes bacanya mbak, ini sisi lain dari Indonesia. urusan calo, mafia dan makelar masih jadi masalah besar bagi kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbak aku juga gak habis pikir masa sampe urusan jenazah aja mau diduitin yak. Tega bangeeet

      Hapus
  4. Aku 3x mengantar jenazah keluarga ke Bandara. 2 diantaranya ikt penerbangannya ke Medan sampe antar jenazahnya ke pemakaman. Seinget aku. Selalu ada 2 kursi yg dikosongin sama maskapai unt pendamping jenazah kalau sewaktu2 ada yg meninggal dan butuh diterbangkan.

    Sekitar tahun 2013/14 biayanya sampe 28 jt dari bawa dr Jkt ke kampung .Plus peti n 2 tiket. Mahal ya bzzzzz.

    Dan lelahnyaaaa tak terkira. Lelah banget. Mana ambulans itu ngga bisa jalan pelan2. Hiks. Aku stress sepanjang jalan duduk berhimpitan dgn barang bzzzzzzzz .

    BalasHapus
    Balasan
    1. oia disini dapet free 1 tiket aja buat pendamping jenazah dan untungnya flight ke solo tidak begitu ramai jadi keluarga bisa ikut semua. Iya kak ambulan jalannya enggak santai, apalagi yang nyetir waktu itu temen alm sendiri yang bawa mobilnya mirip2 kya klu alm lagi main ngebut ala fast farious jadi serasa dia yang lg bawa ambulans. Apalagi perjalanan ke wonogiri yang lewat hutan dan belokan curam. Sepupuku sampe ketakutan, takut masuk jurang mobilnya.

      Hapus
  5. Tuty, kamu tabah sekali.. ga kebayang kalo aku yg mengalami, mungkin bingung duluan apa yang harus dilakukan.. bisa2 kemakan para calo. Al fatihah buat almarhum ya... infonya bermanfaat sekali..

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih doanya. Makanya aku bersyukur sekali masih diberi perlindungan Allah

      Hapus
  6. Masyaallah mba... Insyaallah suami mba termasuk orang saleh ya mba, semua urusannya dipermudah sama Allah. Al fatihah buat suaminya.

    Infonya bermanfaat sekali mba, thanks for sharing and keep strong ya mba tuty 🤗💪💪

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin aamiin mbak terima kasih do'anya. Iya mbak aku sharing biar banyak yang tahu tentang Golden Gate

      Hapus
  7. Subhanallah... Perjuangan mbak Tuty mengurus kepulangan jenazah suami.
    Ternyata ya, banyak banget orang yang mau ambil keuntungan di saat orangclain tertimpa musibah seperti ini.

    Tulisan ini jadi info berguna banget buat yang membutuhkan. Makasih udah sharing pengalaman yang sangat berharga ini mbak.

    Peluk dari jauh, semoga Almarhum dilapangkan kuburnya, diampuni kekhilafannya dan bertemu kembali dengan mbak Tuty di surga. Aamiiin.

    BalasHapus

Back to Top