Sebagai seorang blogger, pasti
sudah familiar dengan menulis artikel. Sudah puluhan bahkan ratusan artikel
yang publish dan dibaca oleh ribuan metizen. Apakah kamu sudah puas dengan
hasil tulisanmu ? Tapi bagaimana nilai tulisanmu di mata seorang penulis?
Tak harus punya pengalaman
sebagai penulis handal untuk menjadi seorang blogger, semua orang bisa menjadi
blogger. Syarat utamanya hanyalah memiliki sebuah blog. Kalau aku dulu awal mula ngeblog
adalah untuk sharing. Jadi aku bercerita tentang hal yang aku suka. Seiring
berkembangnya era digital ternyata tulisan yang tadinya hanya sekedar untuk sharing itu bisa ‘naik kelas’ menjadi paid
post. Para sponsor tertarik untuk mendanai tulisan. Nah karena tulisan di blog sekarang sudah
naik kelas, maka aku sadar bahwa akupun harus ikut naik kelas dengan cara upgrade skill.
Dini Fitria adalah seorang mantan
jurnalis yang kini menjadi seorang penulis. Buku seri cinta beliau berjudul Muhasabah
Cinta, Hijrah Cinta dan Islah Cinta merupakan buku best seller. Buku yang
mengangkat cerita tentang islam sebagai agama minoritas di berbagai negara
berkembang ini dibumbui dengan romantisme dan juga kaya akan diksi. Membuat
siapapun yang membaca buku ini akan hanyut kedalam suasana. Aku sendiri sempat
meneteskan air mata saat membaca sepenggal kisah di novel Muhasabah Cinta yang menceritakan
tentang orang Maroko. Yup bisa ditebak kan, diksi kak Dini membuatku teringat
memori saat aku dan alm suami berada di tengah – tengah kehangatan keluarga
Maroko kami dulu. Produser acara Jazirah Islam ini berkata tulisannya bisa
membuatku menangis karena tulisannya memiliki ‘rasa’. Beliau menulis dengan
sepenuh hati sehingga pembaca bisa larut dalam emosi.
Pada Workshop “Travel Writing
With Dini Fitria” yang diselenggarakan oleh Komunitas ISB hari jum’at lalu, aku
senang sekali blogku terpilih sebagai blog yang dikupas oleh kak Dini. Aku
bukan seorang penulis profesional jadi aku merasa perlu tahu sudut pandang dari
seorang penulis profesional tentang hasil tulisanku. Selama ini kalau ingin
publish tulisan ya langsung publish saja, tidak ada editor layaknya artikel
yang akan publish di majalah. Ibaratnya kak Dini sekarang jadi editor dadakan
beberapa tulisan travelingku.
Hasilnya adalah tulisanku tidak
ada rasa. Bahkan perlu banyak perbaikan disana – sini. Karena tidak ada rasa
jadi pembaca kurang tertarik membaca tulisanku sampai habis. Hahahahha benar
kak makanya di artikel tersebut tidak ada komentar. Menambahhkan rasa pada
tulisan ternyata bisa dipelajari, bisa diasah hingga akhirnya terbiasa. Aku
harus banyak belajar nih. Banyak membaca buku juga secara tidak langsung
membuat aksara kata bertambah dan belajar keragaman pengolahan kata.
Selain itu kritik lain dari
beliau adalah di artikelku temanya lari kemana – mana. Aku belum tuntas bahas
suatu hal tapi sudah loncat ke hal lain. Sebenarnya hal ini bisa dicegah dengan
adanya Premis. Premis adalah kalimat yang mengandung jiwa dari tulisan, konsep
awal yang akan menjelaskan tentang semua yang akan dituju sebuah tulisan. Tips dari Kak Dini, jika hendak traveling ke suatu tempat, sudah dikonsep dari awal dulu nanti mau
membuat konten tentang apa. Hmmm iyaa kak, kuakui memang saat traveling itu aku
sama sekali tidak ada konsep karena aku terlalu menikmati jalan – jalan itu
sendiri. Lalu kenapa jadi konten di blog? Karena banyak yang bertanya tentang
penginapan kami selama disana ya jadi aku ceritakan saja di blog. Ceritanya ya
mengalir begitu saja. Jadi memang tak berkonsep, ini yang membuat tulisanku jadi
loncat sana sini.
Setelah mendengar sudut pandang
beliau dari kacamata seorang profesional, aku jadi membaca kembali artikel
lamaku. Artikel yang berjudul Penginapan Murah Di Istanbul ini aku publish pada
tahun 2018. Saat membaca kembali aku jadi teringat momen sedih dan panik aku dan suami
dulu saat pertama kali sampai di Turki. Rasanya mau nangis kalau ingat hal itu
deh. Ada drama saat di bandara.
Berbekal pengalaman kami berdua mengunjungi berbagai Bandara Internasional yang sudah pasti Wifi mudah connect dan kenceng, jadi kami tenang – tenang saja. Bandara Internasional Maroko saja Wifinya sudah bagus kok dan mudah digunakan apalagi sekelas Bandara Internasional Turki yang negaranya lebih maju dibanding Maroko. Sampai akhirnya kejadian tak terduga terjadi. Pesawat kami delay sehingga terlambat masuk Turki dan saat hendak mengantri di imigrasi antrian cukup mengular panjang. Apesnya saat itu Wifi bandara juga sedang ada trouble jadi tidak bisa digunakan untuk sementara waktu. Suamiku mulai panik, bagaimana cara mengabari kerabat kami yang akan jemput. Suamiku ini kalau udah panik ya nyerocos mulu. Padahal biasanya mah orangnya sabar. Kami coba telepon menggunakan nomor maroko dan juga whatsapp sayangnya roamingnya terlalu besar jadi pulsa kamu tidak mencukupi. Suami semakin panik. Apalagi beliau orangnya tidak enakan, kami sudah telat 4 jam dari waktu janjian jemput di Bandara. Kami sangat tidak enak sekali dengan mereka dan pastinya mereka juga khawatir dengan kami yang tak berkabar. Terakhir kontak di Bandara International Maroko mengabarkan pesawat kami akan berangkat. Nah kalau sudah begini suami jadi ngomel deh kenapa tidak isi pulsa yang banyak waktu di Maroko? Bisa enggak sih bawa wifi sendiri ke luar negeri? Ada enggak wifi rental ? Wes lah aku tidak bisa bilang apa – apa. Kalau dia udah ngoceh mulu dan enggak sabaran begitu pasti emosinya mudah tersulut jadi lebih baik aku diam saja. Biar suasana tidak semakin panas. Aku tidak mau kami sampai berantem disini.
Berbekal pengalaman kami berdua mengunjungi berbagai Bandara Internasional yang sudah pasti Wifi mudah connect dan kenceng, jadi kami tenang – tenang saja. Bandara Internasional Maroko saja Wifinya sudah bagus kok dan mudah digunakan apalagi sekelas Bandara Internasional Turki yang negaranya lebih maju dibanding Maroko. Sampai akhirnya kejadian tak terduga terjadi. Pesawat kami delay sehingga terlambat masuk Turki dan saat hendak mengantri di imigrasi antrian cukup mengular panjang. Apesnya saat itu Wifi bandara juga sedang ada trouble jadi tidak bisa digunakan untuk sementara waktu. Suamiku mulai panik, bagaimana cara mengabari kerabat kami yang akan jemput. Suamiku ini kalau udah panik ya nyerocos mulu. Padahal biasanya mah orangnya sabar. Kami coba telepon menggunakan nomor maroko dan juga whatsapp sayangnya roamingnya terlalu besar jadi pulsa kamu tidak mencukupi. Suami semakin panik. Apalagi beliau orangnya tidak enakan, kami sudah telat 4 jam dari waktu janjian jemput di Bandara. Kami sangat tidak enak sekali dengan mereka dan pastinya mereka juga khawatir dengan kami yang tak berkabar. Terakhir kontak di Bandara International Maroko mengabarkan pesawat kami akan berangkat. Nah kalau sudah begini suami jadi ngomel deh kenapa tidak isi pulsa yang banyak waktu di Maroko? Bisa enggak sih bawa wifi sendiri ke luar negeri? Ada enggak wifi rental ? Wes lah aku tidak bisa bilang apa – apa. Kalau dia udah ngoceh mulu dan enggak sabaran begitu pasti emosinya mudah tersulut jadi lebih baik aku diam saja. Biar suasana tidak semakin panas. Aku tidak mau kami sampai berantem disini.
Setelah kami berhasil keluar
Bandara, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Aku tidak menemukan wajah orang
Indonesia satupun di pintu keluar. Makin panik lha pak suami, bagaimana cara
kita ke hotel? Kita baru pertama kali ke Turki, tidak tahu daerah tempat hotel yang akan dituju. Tidak tahu harus naik kendaraan apa, mengingat waktu sudah hampir larut malam, kami juga khawatir akan keamanan di angkutan umum. Tapi yang pertama kali harus dilakukan adalah kabari kerabat
kami dulu. Siapa tau mereka masih menunggu kami. Setelah berjalan mondar –
mandir di gate keluar, kami melihat ada
konter kartu perdana. Tanpa basa basi pak suami langsung beli kartu itu. Harganya
cukup mahal ternyata yaitu sekitar Rp 500.000. Eng ing eng, si mbaknya tidak
info ke kami kalau kartu tersebut baru bisa aktif setelah menunggu sejam
dahulu. What ?? Kesel kan udah bayar mahal – mahal taunya masih harus nunggu
sejam lagi.
Tingkat kepanikan suami udah
semakin naik. Sekarang dia berjalan lebih cepat mencari alternative lain sambil
matanya menerawang jauh mencari – cari kerabat kami. Aku sampai enggak
digandeng tangannya gengs padahal mah daritadi pas di pesawat enggak pernah
dilepas. Aku tertinggal beberapa langkah di belakangnya. Tiba – tiba dia
berhenti di konter kartu perdana Turki yang lain dan beli dengan jaminan saat
itu juga bisa langsung dipakai. Proses pembelian memakan waktu beberapa menit
karena prosesnya memakai paspor. Jadi paspor suami harus di copy dan dimasukkan
datanya dulu di system mereka. Lalu tiba – tiba kami bertemu kerabat kami di
konter tersebut. Mereka melihat kami duluan. Aaahh senangnya akhirnya ketemu
juga. Ternyata mereka juga mondar - mandir mencari kami sejak tadi.
“Excuse me sir, here is your
passport and your handphone, now you can use it”, ujar pelayan konter. Kata – katanya
membuyarkan kebahagiannku. Ya ampun beli kartu perdana Turki sia – sia dong!
Taunya kami bertemu tanpa harus memakai kuota kartu Turki sama sekali.
Padahal kami beli semua kartu itu untuk menghubungi kerabat kami. Yaaahh uang
shopping di Turki berkurang doong, mana banyak banget pula, sejuta ! Huaaaaa
nyesek banget deh kalau inget hal itu.
Jangan sampai mengalami hal
seperti aku nih gengs, gara – gara jaringan wifi bandara error kami jadi hampir
berantem dan merelakan sejumlah uang yang tak sedikit. Sekarang ini ada kok
sewa wifi luar negeri. Contohnya adalah Javamifi. Traveling jadi bebas worry
dengan adanya wifi sendiri yang bisa dibawa kemana – mana. Keunggulan
dari JavaMifi adalah bisa mencakup di lebih dari 160 negara, kuota yang
unlimited, koneksi 4G stabil di berbagai negara, bisa dipakai hingga 5
perangkat sekaligus, ketahanan baterai hingga 15 jam dan tentunya ringan.
Ukurannya juga tidak terlalu besar jadi masih aman nyempil di tas kecil.
Kalau aku kemarin sewa mifi ini,
enggak bakal ada drama tuh di bandara. Enggak perlu beli kartu perdana baru,
tinggal nyalain JavaMifi, masukkan password dan langsung connect deh ! Jika ada kendala dengan wifinya, enggak perlu khawatir karena customer
supportnya tersedia online selama 24 jam setiap hari.
Harga yang ditawarkan JavaMifi bervariatif
tergantung dari area negara. Untuk Singapore harganya Rp 50.000/hari. Jepang,
Korea,Malaysia, Thailand, Vietnam, Hongkong dan Taiwan Rp 60.000/hari. Lalu
China VPN, Macau, Nepal, Myanmar, India dan Philipin Rp 80.000/hari. Untuk
Australia, New Zealand, USA dan Canada harganya Rp 100.000/hari. Selanjutnya
Middle & South America Rp 120.000/hari.
Mau diskon ? Tenang aku punya kode voucher yang bisa kalian pakai. Kamu bisa mendapatkan diskon sebesar 10 % dengan kode TutySaca10. Traveling kemana aja jadi anti panik deh karena udah tenteng wifi sendiri.
Mau diskon ? Tenang aku punya kode voucher yang bisa kalian pakai. Kamu bisa mendapatkan diskon sebesar 10 % dengan kode TutySaca10. Traveling kemana aja jadi anti panik deh karena udah tenteng wifi sendiri.
Kamu bisa dengan mudah mengambil Javamifi di Bandara lalu mengembalikannya di tempat yang sama atau juga bisa
diantar kerumah dan pengembalian Javamifi dari rumah tanpa dipungut biaya. Wah enak
ya !
Kembali ke workshop menulis
dengan rasa, Kak Dini langsung mengajak kami untuk praktek. Mulai dari tema,
pemilihan premis hingga alur cerita kita diskusikan bersama. Salah satu tips
untuk memunculkan rasa adalah dengan menggunakan lima panca indera. Gunakan 5
indera untuk menggambarkan setting bagaimana tampaknya, bagaimana aromanya,
bunyi, rasa dan sentuhan. Tidak mudah memang tapi juga tidak susah. Kita hanya
butuh lebih peka terhadap sesuatu. Pesan Kak Dini memang harus banyak berlatih
membaca dan terbiasa menulis.
Menyerap ilmu menulis melepaskan banyak energi otakku untuk berpikir. Baru workshop selama 2 jam saja
membuat perutku sudah bernyanyi. Akhirnya break
makan siangpun tiba. Kami dijamu oleh Royal tumpeng yang menyajikan tumpeng
besar yang sungguh menggiurkan. Nasi kuning yang berundak – undak seakan
memanggil – manggil namaku untuk cepat mendekat. Lauknya pun cukup beragam, ada
ayam goreng, perkedel, telor balado, abon, telor dadar, sambal goreng kentang,
tempe orek dan tak ketinggalan sambal. Kami boleh ambil porsi sesuka hati
sepuasnya sampai kenyang. Eits, tapi jangan lupa dengan orang lain, jangan
sampai karena kita ambil terlalu banyak lalu teman yang lain jadi tidak
kebagian.
Rasa dari setiap makanan di
tumpeng ini enak lho gengs ! Nasinya pulen dan cukup berasa bumbunya. Ayam gorengnya empuk dan tentunya sambel pedasnya bikin nagih. Kamu mau coba juga? Pas banget nih buat yang
rumahnya di daerah Jakarta, Bekasi, Depok dan Tangerang bisa delivery. Desain
dari tumpeng yang ditawarkan juga beragam gengs. Ada yang berbentuk gunungan
seperti di foto, ada juga yang berbentuk hati, masjid, inisial huruf, ala
wedding cake bahkan sampai ada yang berbentuk angry bird !
Setelah perut kenyang, energy full,
otak bisa kembali fokus dan siap menerima ilmu kembali. Sesi selanjutnya adalah
tanya jawab dan bisa mengutarakan kesulitan selama membuat tulisan di blog.
Kami berdiskusi banyak hal. Semuanya bermanfaat sekali untuk pembelajaran ke
depannya. Terima kasih Kak Dini Fitria atas ilmu yang dibagikan dan terima
kasih Komunitas ISB atas kesempatan yang diberikan sehingga aku bisa ikut dalam
workshop ini.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar