Translate

Sabtu, 27 Januari 2018

Penginapan Murah Di Istanbul, Hotel Marinem.

2 hari sebelum berangkat aku selalu lihat – lihat penginapan di Booking.com dan Trivago. Karena tempat wisata utama yang ingin sekali aku kunjungi adalah The Blue Mosque, jadi aku mencari hotel di sekitaran The Blue Mosque. Harga range hotel di sekitaran sini ternyata sangat bervariatif mulai dari yang sangat murah hingga kelas bintang 5. Akupun selalu bertanya kepada mbak Sinta dan juga Ergin (orang Turki asli) tentang hotel x tahu tidak, atau lokasi hotelnya di jalan xxxx bagus tidak ? Respon mereka sih bagus, positif walau mereka tidak benar – benar tahu beberapa nama hotel yang aku tanyakan. Mereka hanya tahu sekitaran situ memang bagus untuk turis. 

Lobby di hotel Marinem

Akhirnya aku memutuskan untuk booking di hotel XXXXX. Harga yang ditawarkan $35/malam dan dapat breakfast. Terletak di daerah kawasan Sultan Ahmet jadi kalau mau berkunjung ke The Blue Mosque hanya tinggal jalan kaki 5 menit saja. Pak Suami juga setuju karena dia pikir daerah dekat masjid besar pasti lebih religious. Foto – foto dan berbagai testimoni dari trivago juga bagus bahkan ratenya juga bagus.

Flight kami tiba di Turki jam 8 malam, namun ternyata antri keluar imigrasinya sangat lama. Padahal kami sudah memakai E-Visa. Ternyata antrian untuk masuk ke bagian imigrasinya digabung dengan pemegang visa VOA. Baru setelah masuk ke area imigrasi, kita langsung menuju loket yang khusus pemegang E-Visa. Total kami menunggu hampir 2 jam lho ! Lalu ada drama koper kami semua hilang di bandara. Koper kami tidak ada di bagasi. Bolak – balik mencari koper, mengurus ke bagian kehilangan, jalan kesana, oper kesitu ternyata koper kami ditemukan begitu saja di tengah jalan. Padahal kami sudah 4x melewati tempat itu, sudah 2x berdiri di line bagasi pesawat kami. Tiba – tiba koper kami ada di antar line 19 dan line 20, line 19 adalah bagasi pesawat yang kami tumpangi Maroko – Turki. Sepertinya ada seseorang yang baru menaruhnya kembali di tempat sedia kala mungkin? Setelah kami cek, alhamdulillah tidak ada barang apapun yang hilang dari koper kami.

Kami baru bisa keluar jam 10 malam. Kami akan dijemput oleh Mbak Sinta dan suaminya yang orang Turki asli. Mbak Sinta ini temannya teman kami. Kami belum pernah bertemu sebelumnya. Aku belum bisa menghubungi mbak Sinta karna wifi bandara sedang error. Pak suami juga tidak bisa menghubungi mbak Sinta padahal kartu Maroc nya sudah diisi pulsa roaming dari Maroko. Alhasil Pak suami benar – benar panik, kalau dia udah panik dan bete alhasil dia jadi seperti cewek kalau lagi PMS, bawaannya pengen marah – marah mulu hahahaa. Nanti kita gimana ke hotelnya? Udah jam segini, malam banget aman gak? Kamu janjian sama mbak Sinta di mana? Dia pakai baju apa, kamu bilang nggak ke dy kamu pakai jaket hitam bulu – bulu ? dan bla bla bla lainnya. Kami coba beli kartu turki yang ternyata harganya mahal sekali boookk. Satu kartu seharga 125 TL atau setara dengan Rp 500.000 dan mbak penjualnya tidak info dong ke kita kalau kartu itu baru bisa aktif setelah satu jam. Kebayang nggak gimana tambah betenya pak suami? Malah jadinya dia beli satu kartu lagi dengan garansi saat itu juga, detik itu bisa langsung dipakai.

Saat sedang menunggu registrasi ada seorang pria Turki mendekati kami dan menanyakan kami apakah kami dari Maroko? Indonesia? Alhamdulillah dia adalah suami mbak Sinta. Sungguh kami benar – benar minta maaf dengan mereka dan sangat tidak enak dengan mereka. Teryata mereka telah menunggu di bandara sejak jam 6 sore. Wooww !!! Karena sangat tidak enak, kami berencana ingin mentraktir mereka makan malam. Kami diajak ke mall dan makan di restoran turki. Taunya malah mereka yang bayarin kita. Duh ! Malu banget nggak sih. Kita Tarik – tarikan uang lho di meja makan pas mau bayar. Akhirnya pelayan restoran bilang maunya menerima kartu, jadi aku menyerah. Hmmm udah dikasih kode mungkin sama mbak Sinta ya.

Selesai makan, kami diantar menuju hotel kami. Suami mbak sinta sungguh terkejut saat kami mulai mencari – cari lokasi hotel kami. Dia bilang lokasi hotel kami sepertinya tidak bagus. Jalan yang kami lalui merupakan jalan dimana banyak orang – orang rese berkeliaran. Kamipun berhenti di sebuah gang. Suami mbak sinta mengajak suamiku untuk turun mengecek dulu hotelnya sebelum check in. Boom !! Ternyata rating yang bagus tidak menjamin pemirsa ! Hotel itu bersebelahan dengan Gypsi Bar dan kemungkinan hotel kami itu seperti hotel ecek - ecek (you know what i mean, right?) yang semalam harganya hanya Rp 100.000. Whaatt ?? How disgusting is that?? Beruntung sekali kami booking hanya dengan email tapi belum bayar dengan kartu kredit.

Waktu menunjukkan jam 11 malam. Kami akhirnya mencari hotel baru. Mau nangis rasanya, sungguh bersyukur banget ditolong oleh Allah. Suami mbak sinta ini super baik dan sabar. Beliau akhirnya membawa kami ke daerah Al-Fatih. Disini banyak penginapan dengan harga rate yang sama dengan hotel sebelumya. Suami mbak sinta dan suamiku masuk keluar ke beberpaa hotel menanyakan apakah masih ada kamar kosong sedangkan aku dan mbak sinta melihat – lihat booking.com. Kebanyakan hotel menawarkan harga yang jauh berbeda dari harga online. Harga online Rp 300.000-an tapi on the spot bisa sampai sejuta. Whaatt? Sampai akhirnya kami menemukan The Marinem Hotel. Hotel ini tidak membedakan harga online dan on the spot. Bahkan kami mendapatkan upgrade gratis kamar hanya karena kami datang as honeymoon couple (padahal bukan pasutri baru juga sih ya hehe). Harga per malamya $30/malam dan juga mendapat breakfast. Waktu berpamitan dengan mbak sinta, aku memelukknya sangat erat bahkan hampir meneteskan air mata. Kami benar – benar sangat berterima kasih kepada mereka. Jika tidak ada mereka entah bagaimana nasib kita di Turki. Tapi kok yaa baik banget lho mereka mau jemput kami di bandara dan bersedia mengantar kami ke hotel, padahal rumah mereka beda arah dengan hotel kami. Apalagi mereka sudah menunggu dari jam 6 sore lho. Apalagi anak mereka yang masih kecil selalu telepon menanyakan kapan ibunya pulang. Tidak ada yang bisa kami lakukan untuk membalas kebaikan kalian, kami hanya berdoa agar  Allah membalas kebaikan kalian. Mbak Sinta bilang karena kita bersaudara, setanah air Indonesia. Dia membantu kami karna sama-sama perantau di negara orang.



The Marinem Hotel Istanbul, itulah nama hotel kami. Kami check in jam 12 malam. Walau sudah sangat malam, kami masih mendapat welcome drink berupa teh hangat turki yang sangat enak. Jamuan teh ini bisa merilekskan pikiran kami yang daritadi sudah pusing dan lelah perjalanan jauh.

Staff hotel disini sangat ramah dan helpful. Ada kejadian tidak menyenangkan, saat aku hendak memakai handuk hotel, aku melihat ada bercak darah pada handuk. Entah bercak darah apa, haid atau malam pertama? I don’t know. Akupun complain ke resepsionis. Pak resepsionis bilang akan diganti dan mempersilahkan kami untuk breakfast dahulu. Jadi nanti selesai breakfast udah selesai masalahnya. Okay kami pun naik ke lantai atas untuk breakfast.

Menu breakfast di Hotel Marinem
Breakfast disediakan di rooftop hotel. Ada bagian yang indoor dan ada yang outdoor. Selesai makan di indoor kami biasanya menuju outdoornya karena disini banyak burung camar yang sedang berjemur. Kamu juga bisa memberi mereka makan dari roti – roti kering sisa makanan saat breakfast. Hotel di sekitaran sini tidak terlalu tinggi bangunannya. Kalau tidak salah hotel kami hanya ada 4 tingkat. Hal ini merupakan peraturan daerah setempat, tidak boleh ada bangunan yang tinggi karena dikhawatirkan menutupi  bangunan dari objek wisatanya. Well breakfast yang disediakan ke eropa-eropaan. Intinya kami gak doyan hahahahhaa eh kecuali pak suami yang makan telor rebus. Aku perhatikan sekeliling. Semua yang menginap disini adalah para couple, mau itu couple muda, honeymoon ataupun couple sudah berumur yang merayakan anniversary honeymoon mereka.

Saat breakfast
Selesai breakfast kami langsung menuju kamar. Kamar kami masih sama seperti kami tinggalkan, tidak ada tanda – tanda seperti ada orang yang habis membereskan kamar. Tak lama kemudian bel kamar berbunyi. Ibu manager hotel datang meminta maaf langsung, lalu 2 ibu – ibu dengan sangat cepat mengganti semua seprei, sarung bantal, semua handuk dan sweeping semua sudut kamar. Ternyata mereka sengaja menunggu kami selesai makan dan kembali ke kamar sehingga kami bisa melihat langsung kamarnya dibersihkan.

Kamar kami berada di lantai 1. Tidak terlalu sempit dan masih bisa untuk shalat berjamaah. Kamar kami dilengkapi dengan heater otomatis. Pada kamar mandi terdapat hair dryer (penting banget ini), air panas dingin, dan shower. Di dalam kamar terdapat TV dan lemari ukuran sedang. Overall kamarnya bersih tidak terdapat debu yang menempel di meja dan sela - sela meja pertanda berarti kamarnya sering dibersihkan berarti banyak tamu yang berkunjung kesini. Sayang sekali aku lupa tidak mengambil foto di dalam kamar karena setiap kali masuk kamar sudah lelah habis jalan – jalan sih yaa.

Lobby hotel Marinem. Di sebelah kirinya merupakan mini bar.
Sambil menunggu Jennifer (adiknya mbak sinta) yang akan menemani kami keliling Istanbul hari ini, kami memutuskan untuk berjalan sebentar keliling hotel. Area sekitar kami ternyata banyak hotel dan juga butik – butik. Uniknya adalan butik – butik ini ada yang berada di bawah jalan. Jadi walau butiknya terdiri dari beberapa lantai tapi pintu utama masuknya adalah turun ke bawah jalan trotoar.




Ternyata letak Marinem Hotel cukup strategis. Letaknya dekat dengan stasiun tram, tempat pemberhentian bus dan stasiun metro. Jadi buat kamu backpacker yang selalu naik angkutan umum ini sangat pas sekali. Bahkan kalau kamu jalan beberapa blok dari hotel kamu akan menemukan restoran yang selalu ramai dan harganya sangat murah dibanding dengan restoran lainnya. Well lebih cocok disebut warteg sih karena kita pesannya tinggal tunjuk di layar kaca (ala warteg) mau yang mana hehehe. Oia yang paling penting disini ada sambelnya lho dan rasanya pedes banget ! Persis seperti sambel kita orang Indonesia. Padahal yang punya orang Turki asli hehee. Makanan yang disajikan juga bervariasi, mulai dari khas turki, pasta sampai pizza.

Lobby hotel. Di belakangku ada beberapa kursi massage


Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Back to Top