Liburan ke Turki aku dan suami
ini sungguh dadakan. Surprise dari pak suami dan bukti kasih sayang Allah
kepadaku. 2 tahun lalu, aku pernah post di Instagram keinginanku untuk melihat
Blue Mosque yang mendapat julukan masjid tercantik di dunia. Saat itu kami baru
menikah dan masih morat-marit keadaannya. Jangankan untuk jalan – jalan ke luar
negri, agar tiap bulan bisa nabung aja udah bersyukur. Tapi tetap berdoa dalam
hati semoga suatu saat bisa kesana. Ternyata Allah mendengar doaku. Ia
mengabulkannya dengan jalan yang tak disangka – sangka.
"Maaf bu, visa ibu sudah tidak
bisa diperpanjang. Jika Ibu masih ingin tinggal di Maroko, satu – satunya cara
adalah ibu harus keluar dulu dari Maroko lalu masuk kembali. Dengan begitu
secara otomatis ibu akan mendapat free visa lagi selama 3 bulan", ujar petugas
Kedutaan Besar Kerajaan Maroko.
Kamipun bingung karena
pemberitahuan dari Kedutaan Maroko hanya seminggu sebelum jatuh masa tempo
visaku berakhir. Negara terdekat dari Maroko adalah Spanyol, tapi sayang untuk
membuat visa perlu waktu 2 bulan. Tidak mungkin. Mau berkunjung ke Afrika tidak
disarankan oleh Kedutaan Indonesia karena sedang ada konflik dan ternyata
tiketnya super mahal kesana. Hampir sama dengan tiket pulang ke Indonesia. Kedutaan
Indonesia menyarankan Negara Turki, karena negara ini menerapkan e-visa jadi
sangat mudah mendapatkannya. Ini merupakan angin segar untukku.
Suamipun menyuruhku untuk
mendraft budget. Akupun membuat pilihan budget pergi sendiri atau berdua.
Pilihan pergi berdua itu sebenarnya hanya angan2 semata saja karena pekerjaan
suami sedang tidak bisa ditinggal jadi mustahil untuk cuti, lha selama 2 minggu
ini aja dia selalu lembur.
Mendengar dilema tentang visaku, atasan pak suami yang bule Perancis bilang bahwa ada kerabat di Turki. Bule Perancis
ini menikah dengan orang Indonesia, nah teman istrinya ini menikah dengan orang Turki dan menetap
di Turki. Beliau pun mengirimkan nomor mbak Sinta, agar aku berkenalan
dengannya. Ternyata mbak Sinta orangnya sangat ramah dan humble. Aku ceritakan
hal ini ke pak suami. Seandainya aku jadi ke Turki, mbak sinta bersedia
menjemput dan menemani kami selama di Istanbul. Angin segar lagi buatku.
Setelah berpikir – pikir, pak
suami tidak tega melihatku ke Turki sendirian. Budget untuk pergi berdua juga
ternyata puluhan juta. Well, cari uang segitu untuk pak suami yang kerja
lapangan sungguhlah sulit. Ya sudah kamipun akhirnya memutuskan untuk aku pulang
saja ke Indonesia. Aku juga sudah memberitahu kepada keluarga dan teman bahwa
minggu depan aku akan pulang ke Indonesia. Berat ? Awalnya iya, karena aku
sebenarnya ingin ke Turki dan ini seperti kesempatan di depan mata. Tapi apa
boleh buat kalau memang tidak memungkinkan, insyaallah suatu saat ada
kesempatan lagi. Kutarik nafas dalam – dalam mencoba merelakan. Akupun ikhlas.
Booking pesawat.
Ting !
Chat dari pak suami.
‘Kamu sudah booking tiket pesawat
sayang?'
‘Ini udah booking tinggal bayar
say’
‘Yaudah ga usah dibayar. Kita
jadi jalan aja ke Turki.’
‘Serius?? Budgetnya gimana? Kan
mahal banget say. Aku gpp kok pulang ke Indonesia, aku juga udah bilang mama
sama teman-teman’
‘Insyaallah aku mau liburan sama
kamu. Bulan depan kan kamu ultah. Anggap aja ini kado buat kamu.’
‘Yakin?? Ini ke Turki ngebuang
duit puluhan juta lho say’
‘Bismillah say, aku mau nyenengin
istri’
Whoaaa untung belum dibayar,
kalau tidak bisa hangus itu tiketnya. Tapi aku tidak langsung booking tiket ke Turki.
Aku menunggu suami pulang ke rumah untuk membahasnya lebih detail. Aku penasaran
alasan apa yang membuat ia berubah pikiran.
"Tadi siang Pak Jung (big boss)
tanya rencana kita bagaimana untuk urus perpanjang visa. Istri jadi ke Turki ?
Aku Cuma senyum aja sayang pas mau jawab lagi eh Pak Jung langsung bilang.
Yasudah sana Surat temani istri ke Turki sekalian kalian liburan disana", kata
suami sambil menirukan gerakan Pak Jung.
Pak Jung memberikan cuti 5 hari
kepada suami. Lalu tanpa pikir panjang lagi tiba – tiba juga pak suami
merelakan budget yang besar untuk liburan. Langsung mau liburan bareng. Buatku,
ini seperti ketiup angin sepoi – sepoi di pantai namanya saking segarnya
hehhee. Eits tapi tunggu, aku harus memastikan beberapa hal terlebih dahulu
sebelum akhirnya loncat kegirangan.
Akupun menatap matanya dalam –
dalam. Aku minta ia menatapku juga. Aku ingin kita bicara dari hati ke hati.
Aku ingin mengetahui kemantapan hatinya, kerelaan hatinya untuk mengikhlaskan
budget.
"Sayang, aku tanya lagi sekarang.
Aku udah ikhlas kalau pulang ke Indonesia. Sahabatku juga akan menikah jadi aku
bisa menghadiri pernikahannya. Sekarang tiba - tiba kamu minta kita pergi ke Turki. Budget
kesana sangat mahal. Apa kamu ikhlas? Aku tidak mau kamu setengah hati masih
belum merelakan budget segitu. Tidak apa – apa tidak ke Turki. Aku lebih ikhlas",
kataku dengan nada serius.
Suamikupun menggenggam erat
tanganku, "Bismillah sayang, kita ke Turki. Aku ikhlas. Aku pengen
nyenengin istri, liburan bareng. Kamu udah hampir setahun disini tapi aku
selalu sibuk kerja terus. Kita kan belum pernah liburan."
"Alhamdulillah kamu ikhlas.
Semoga Allah melimpahkan rejekimu sayang, menggantikan semuanya berkali-kali
lipat. I love you."
"I love you too sayang". Lalu
bibir hangatnya menyentuh bibirku.
Malam sebelum kami berangkat ke
Turki, Pak Jung ingin bertemu dengan kami. Kamipun janjian di café dekat apartemen
Pak Jung. Pak Jung dan pak suami berbincang tentang pekerjaan. Lalu tiba-tiba
beliau mengeluarkan amplop putih dan menyerahkannya kepada kami.
"Ini saya ada sedikit uang.
Kalian bisa pakai ini untuk jalan – jalan di Turki." Lalu beliau pergi
meninggalkan kami.
Alhamdulillah ya Allah rejekiMu
luar biasa. Engkau langsung menunjukkan kepada kami buah dari ikhlas. Diriku
yang ikhlas menerima tak jadi pergi ke Turki, Kau tentukan aku berlibur dengan
suami. Suamiku ikhlas merelakan budget besar, Kau berikan padanya tambahan
rejeki kepada kami.
Kamipun tak henti-hentinya bersyukur
atas karuniaMu. Terutama diriku, karena liburan ini ternyata adalah liburan
pertama dan terakhir kami. Dua bulan setelah kami liburan, Sang Maha Kuasa memanggil
suamiku tersayang. Baru sadarlah aku sekarang. Sewaktu liburan, aku begitu
excited sampai kadang lupa ngevlog dan foto namun pak suami yang selalu cerewet
minta foto dan suruh bikin vlog. Oh, mungkin alm ingin liburan ini terdokumetasi
dengan baik.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar