Translate

Kamis, 13 Agustus 2015

My Acne Story - Part 3

Masalah jerawat sudah mulai membaik, saatnya mulai mencari cara untuk menyamarkan bekas  jerawat. Jika kamu tertinggal cerita sebelumnya, bisa baca di post my acne story part 1 dan part 2





Selanjutnya aku memutuskan untuk berobat ke dokter Adiana Muniarti Spkk yang berada di daerah kramat jati. Dokter praktek di RS Polri Kramat Jati pada pagi hari dan sore membuka praktek di klinik pribadinya yang bernama Dianindra Skin Care. Dianindra ini berlokasi di Jl. RS Polri no.2, tepat di gang masuk saat kita akan menuju RS polri. Di klinik ini juga terdapat tempat untuk facial.
Dokter Adiana umurnya sekitar 40 – 50 tahun (mungkin) tapi mukanya mulus hampir tak berkerut. Tapi tekstur kulit yang sudah turun menandakan bahwa dokter sudah berumur. Pori – porinya tak terlihat, sempet berpikir nyamuk kepeleset mungkin kalau hinggap di mukanya, hehhee… Ah, dokter berjilbab. Entah mengapa hati ini menjadi tenang, berharap produknya halal.
Konsultasi pertama dokter bilang komedoku terlalu banyak sehingga menyebabkan jerawat. Jerawat yang belum muncul juga banyak. Akhirnya aku dikasih resep untuk ditebus di apotik. Apotiknya ya apotik klinik ini juga, tapi manajemennya rapi. Kita tak bisa langsung datang konsultasi. Kita harus membuat janji via tlp pada pagi hari. Untuk konsultasi dibatasi 50 pasien per hari sedangkan untuk facial hanya 40 pasien per hari. Untuk facial bisa langsung datang tanpa janji dulu kecuali untuk tindakan yang dilakukan langsung oleh dokternya seperti misalnya radio frekuensi treatment. Obat yang kutebus adalah face wash, obat jerawat, krim malam dan sunblock. Total biaya semuanya dibawah 300 ribu. 2 minggu kemudian aku harus facial.  Face washnya berbentuk gel hijau dengan busa yang sedikit. Obat jerawatnya berbentuk cairan yang dikemas dalam botol kecil berpipet. Obat jerawat ini ada antibakterinya. Krim malamnya berwarna kuning dan harus selalu disimpan di kulkas. Pernah aku lupa taruh di kulkas, keesokan harinya krim ini mengeras. Untuk sunblock, entah berapa SPF nya tapi jika memakai kebanyakan akan meninggalkan white cast jika kita foto menggunakan blitz.

Setelah 2 minggu, saatnya facial. Aku menggunakan treatment khusus acne, menggunakan ion – ion gitu (pegang tongkat besi lalu seperti kesetrum) dengan serumnya tea tree oil. Baru kali ini aku facial sampai ketiduran, hehhe.. Sakit c pas di pencet komedo apalagi saat mengeluarkan mata jerawat yang belum tumbuh. Tapi setelah itu badan relax karna dipijat apalagi jika kita tambah paket totok wajah untuk massage. Enak deh ! Biaya facial sekitar 250 ribu kalau tidak salah ingat, hehhe.. Facial disini juga banyak pilihannya, ada facial oksigen, microdermabrasion, chemical peeling, radio frequency, dll. Namun untuk treatment itu harus konsultasi dulu ke dokter.
Bagaimana hasilnya ?
Obat jerawatnya kurang cepat mengatasi jerawat. Obat ini tak membuat jerawat menjadi kering, tapi akan mengempes dengan sendirinya. Kalau sudah kempes tapi matanya belum keluar, bekasnya malah jadi hitam dan seperti masih tersimpan di permukaan kulit itu jerawatnya. Ujung – ujungnya nanti pas facial, dipencet juga untuk mengeluarkan matanya. Biasanya klu mata jerawat udah keluar aku coba menggunakan masker DIY untuk memecahkan jerawat. Saat PMS masih suka datang 2 – 3 jerawat.
Tapi untuk menyamarkan noda bekas jerawat, it works ! Bisa dilihat di gambar berikut.







Aku rutin menggunakan obat – obat dari dokter ini selama 2 tahun lalu akhirnya berhenti. Aku merasa jenuh. Walau bekas jerawat memudar, namun tak sebanding dengan  2- 3 jerawat yang terus kuhasilkan setiap bulannya. Kesimpulannya obat dokter ini memang ampuh untuk menyamarkan bekas jerawat namun tak ampuh membasmi jerawatku. Hal ini kebalikan dengan dokterku sebelumya, ampuh mengatasi jerawat tapi tak ampuh mengatasi noda bekas jerawat. Temanku yang dulu menyarankan dokter ini, dia perawatan selama setahun dengan hasil yang sangat memuaskan, semua noda bekas jerawatnya hilang. Bahkan saat dia memutuskan untuk berhenti dan berpaling ke wardah, dia tak mengalami purging. Biasanya kan kalau berhenti menggunakan krim dokter, akan terjadi purging atau timbul jerawat – jerawat. Mudah – mudahan setelah aku berhenti aku juga tak mengalami purging.
Nantikan post aku selanjutnya untuk mengetahui apakah aku purging atau tidak setelah berhenti dengan krim dokter ini yaa…


Fyi, aku pernah di klinik ini sampai hampir tutup sekitar jam 9 malam. Saat itu aku sedang menunggu adikku yang masih di ruang facial. Lalu ada 2 orang datang menunggu dokter hingga semua pasiennya selesai. Ternyata mereka adalah orang audit dari BPOM. Mereka lalu diantar dokter masuk ke ruang apotik dan ke ruangan lainnya. Beberapa bulan kemudian di kemasan krim – krim terdapat no registrasi dari BPOM.

Minggu, 09 Agustus 2015

My Acne Story - Part 2



Butuh waktu cukup lama untuk bisa menceritakan perjalanan jerawatku ke publik dengan menunjukkan beberapa fotoku dengan jerawat yang banyak. Thats why aku baru publish cerita jerawat di tahun 2013. 



In reality, my acne worst than in image. However the camera isn't good cause i just use camera phone. Semua cerita tentang 'my acne story' kubuat hanya untuk dokumentasi pribadi. Semua produk yang kupakai belum tentu bisa berhasil di kamu, skincare itu cocok - cocokan ya. But i hope it can help to solve your acne problem too dear.

Akhirnya aku memutuskan berhenti perawatan dari dokter, kamu bisa baca cerita sebelumnya di post ini

Sekarang aku mencoba berbagai macam skin care di pasaran. Karna sedang booming Korean skin care, aku coba menggunakan beberapa brand dari korea. Mulai dari the face shop, Innisfree hingga Etude House.

sumber : google

 Aku menggunakan face wash dari the face shop herb day mung bean. Suka dengan hasilnya, kulit berminyak jadi lebih terkontrol. 

sumber : fanserviced-b.com

Untuk jerawat aku coba menggunakan patch jerawat dari Innisfree. Patch ini semacam tempelan bening yang ditempelkan di jerawat semalaman. Strip pertama ampuh di jerawat namun entah kenapa saat repurchase, strip keduanya tak ampuh lagi mengatasi jerawat. Akhirnya aku beralih ke etude clinic (reviewnya bisa lihat disini)


Sampai suatu hari, waktu yang benar – benar hectic datang.. SKRIPSI
Aku benar – benar berjuang menghadapi skripsi, demi target 4 bulan menyelesaikan skripsi. Aku ambil kuliah kelas karyawan karna aku masih bekerja di suatu perusahaan swasta. Senin – jumat aku bekerja, sabtu dan minggu aku kuliah. Itu jadwal normal. Sabtu minggu aku habiskan waktu di kampus dari pagi hingga malam (sampai perpustakaan tutup dan jadi penghuni terakhir perpustakaan). Hingga suatu hari yang sangat hectic datang, 2 minggu sebelum sidang skripsi aku dibuat shock oleh dosen pembimbing. Beliau baru ingat akan suatu perhitungan sederhana tapi berdampak signifikan pada hasil skripsiku. Beliau menyuruhku untuk memperbaikinya dalam waktu kurang dari 2 minggu jika ingin tetap ikut sidang putaran pertama yang jatuh pada bulan Ramadhan ini. Sumpah, seperti disambar petir saat itu ! Fyi, aku mengambil tema six sigma untuk skripsi. Untungnya aku diberi kemudahan, aku diperbolehkan hanya mengambil data dari kantor untuk sisa data 3 bulan. Perjuangan merombak skripsi pun dimulai. Seminggu pertama minta kerja shift 2. Di sela – sela kerja, aku sekalian mengambil data di ruang arsip. Aku harus menghimpun data 3 bulan terakhir dengan waktu sesingkat – singkatnya. Pulang kerja begadang sampai pagi untuk mengolah data. Sampai satu minggu terakhir, pagi  ke kampus, malam kerja. Iya aku shift 3 di kantor yang jam kerjanya dari jam 22.30 sampai jam 05.30 pagi. Pulang dari kampus langsung ke kantor, mau itu sampe kantor 7 malam atau jam 9 malam, langsung kerja. Kerjain jobdesc hari itu biar malamnya bisa buat tidur, hehehe.. Lumayan bisa tidur 3 – 4 jam di kantor. Fyi, aku kerja di daerah pulo gadung sedangkan kampusku di daerah meruya kebon jeruk dan aku menggunakan transportasi motor yang kira – kira memakan waktu 1,5 jam. Seminggu menjalani hari yang begitu padat, jam tidur kacau, begadang,makan sembarangan, jarang cuci muka sebelum tidur dan stress berlebih, akhirnya membuat jerawat makin bersemi. AKU CUEK! Demi skripsi ! Alhamdulillah semua terbayar dengan hasil skripsi A. Yippiiee…

senyum mencoba untuk tetap tegar

Selesai skripsi, baru deh aku memperhatikan kondisi kulit yang memang terparah sepanjang masa aku punya jerawat. Seorang teman menyarankan untuk membeli tea tree oil dari the body shop. Reviewnya disini. Its my savior ! Aku juga mencoba berbagai macam DIY mask yang ampuh. Jerawat sudah baikan, paling hanya ada 1 atau 2 saat PMS and its okay to me. Lalu temanku menyarankan untuk berobat ke dokter lagi untukmenghilangkan bekas jerawat. Kali ini ke dokter kecantikan langganannya yang berlokasi di kramat jati. Temanku itu dulu mukanya juga banyak, bekas jerawat hitam – hitam (bekas jerawatku merah – merah) namun sekarang mukanya bersih, tak ada bekas jerawat. Bahkan aku sempat tak percaya awalnya kalau dia pernah mengalami masalah jerawat. Aku baru percaya setelah melihat foto dia tempo dulu.


Next post aku akan menceritakan pengalaman berobatku ke dokter kulit – my acne story part 3

Sabtu, 08 Agustus 2015

Tea Tree Oil The Body Shop

Hello.. Sebenarnya aku mulai memakai produk ini sudah lama sekali yaitu sejak tahun 2013. Sebelumnya aku share  review produk ini melalui akun instagramku. Karna banyak yang meminta untuk menulis reviewnya di blog, maka ini lah reviewna di blog yaaa. Aku masih setia menggunakan produk ini walau sekarang sudah tahun 2015 atau sudah 2 tahun ya.....


Mari kita flashback saat aku pertama kali mengunakan produk ini. Sehabis skripsi, jerawat di muka seakan meledak. Banyak sekali. Lalu seorang teman menyaranku untuk memakai tea tree oil dari the body shop. Okay, I’ll try.





Packaging :
Terbuat dari botol kaca kecil yang kuat, tak mudah pecah. Punyaku sudah jatuh beberapa kali tapi tak pecah. Ukurannya hanya 10ml tapi bisa kepakai hingga 6 bulan. Tutup packagingnya unik, walau tutup ulir namun tak mudah dibuka. Selain diputar kita juga harus sedikit menekannya agar mau terbuka. Ujung botol berbentuk lubang kecil. Oil yang keluar jadi berbentuk tetesan – tetesan yang mudah diatur.

Formula :
Tea tree oil memiliki bau yang sangat khas dan tajam. Menurutku sekilas seperti bau minyak kayu putih. But I like the smell. Ada sensasi unik saat menggunakan oil ini. Jika dioleskan pada jerawat yang meradang, jerawat seperti ditusuk – tusuk. Cenat cenut rasanya. Gejala ini akan hilang dalam beberapa menit.
How I apply ?
Setiap malam sebelum tidur. Oleskan tea tree oil menggunakan tangan langsung ke jerawat. Bersihkan keesokan paginya. Terkadang aku juga menambahkan 3 tetes tea tree oil pada DIY mask yang sering aku buat. Rasanya bikin masker ini jadi cool.

Hasil :
Alhamdulillah it works ! Kalian bisa lihat hasilnya di foto ini






I really recommended for you girls…

Rabu, 29 Juli 2015

Review Wardah Aqua Lash Mascara








Produk ini baru beberapa bulan lalu di launching oleh wardah. Maskara dengan water based ini formulanya unik. Water based artinya berbahan dasar dari air namun ketahanan formulanya lumayan bagus  jika terkena air, tidak beleber kemana – kemana. Bisa dibilang waterproof tidak ya? Hanya ada beberapa formula yang jatuh ke pipi dalam bentuk kecil - kecil seperti jarum.





Packaging :
Warnanya khas wardah banget, hijau telur asin. Ukurannya slim.

Aplikator :

Wardah memiliki aplikator yang unik.  Salah satu bagian sisinya sedikit cekung dengan bagian kepala membesar. Bentuk aplikator ini memudahkan dalam mengaplikasikan maskara dalam sekali usap dan  menghasilkan bulu mata yang maksimal. Sehingga dalam sekali usap, bulu mata bagian dalam juga bisa menjadi panjang sedangkan bagian tengah mata yang memiliki bulu mata lebih panjang mendapat porsi mascara yang lebih sedikit. Lalu bagian ujung mata, mendapat porsi maskara yang juga banyak sehingga bulu mata lebih panjang. Hal ini membuat bulu mata menjadi proporsional. Wardah berhasil dengan tagline maskara ini, yaitu membuat mata lebih terlihat natural. Walau memakai maskara namun tak terlihat. Jadi bulu mata tak terlihat “fake”.



Ingredients :
Too much paraben..




Formula :
Silikon yang berbentuk panjang – panjang dan jelas terlihat di aplikator, membuat bulu mata terlihat lebih panjang natural meski hanya sekali usapan. Tapi maskara ini akan terlihat tidak bagus jika di sapukan terlalu banyak. Entah kenapa jika saya menggunakan maskara ini di bulu mata atas dan bawah, saat mata berkedip nanti bulu matanya nempel alias lengket. Baru pertama kali ini aku mengalami bulu mata lengket, walau sudah dipakai seharian tetap saja lengket.





Ketahanan :
Tidak beleber jika dipakai wudhu, bahkan hingga seharian. Agak susah dibersihkan menggunakan make up remover. Saya membersihkannya menggunakan eye make up remover dari wardah. Tuang beberapa tetes lalu kompres sambal dipijat perlahan beberapa lama, lalu usapkan. Karna ini formulanya water based, aku pernah coba bersihin dengan menggunakan air biasa saja, caranya seperti aku membersihkan bulu mata jika memakai mascara favorite aku (reviewnya di link ini ). Eh ternyata bulu matanya ikut kecabut. Huuft..



Malam hari, masih bagus mascara nya - no retouch




Harga :
Sangat terjangkau dan sangat mudah didapat. Produk wardah memiliki gerai yang sangat banyak dan bisa dibilang setiap mall pasti ada wardah, hehhee… 

Well, i think its a recomended mascara. Halal, bisa dipakai setiap hari dan kualitas bagus. Sudahkah kamu tahu kalau ternyata kita muslim dilarang memakai bulu mata palsu??




Selasa, 28 Juli 2015

My Acne Story






Siapa yang memiliki muka berminyak, sensitive dan mudah berjerawat ? It's me….

Well, aku sudah mulai berjerawat sejak kelas 6 SD atau umur 12 tahun. Saat itu di kelas, aku yang pertama kali punya jerawat. Jadilah di bully teman sekelas. Memang kulitku sudah seperti kilang minyak saat itu ditambah kegiatan ekskul cheerleader dan pramuka. Semua kegiatan outdoor yang membuat kulit muka berminyak, debu, keringat bercampur jadi satu membuat jerawat sering muncul apalagi pembersih mukanya hanya mengunakan air bersih biasa, no face wash karena belum mengerti. Aku anak pertama di keluarga, jadi masalah jerawat pertama seperti ini benar – benar bikin aku bingung. Ditambah lagi internet masih asing di telinga.

Lalu aku mencoba berbagai produk yang ada di supermarket. Semuanya tetap bikin muka seperti kilang minyak, tetap berjerawat. Saat umur 14 tahun aku coba beli  Pond’s white beauty  face wash dan face cream. Saat pagi aku pakai, kemudian 2 jam di sekolah sudah membuat mukaku berminyak. Jerawat? Tetap silih berganti ada. Cuma muka menjadi lebih putih. Beneran seperti di iklan. Kalau masih ada yang inget, di iklannya ponds bilang bisa mencerahkan wajah dalam sebulan. Aku pertama kali pakai saat awal Ramadhan dan saat lebaran setiap bertemu teman, mereka berpendapat mukaku menjadi lebih putih… wuuaaaahh aku senang sekali. Tapi karna jerawat tetap ada terutama di bagian dahi, jerawat kecil masih setia, aku memutuskan berhenti menggunakan Ponds. 

Sumber : google

Lalu aku coba pake Tje Fuk,  yang bisa dibeli di Alfamart ato Indomart. Aku beli satu set, dari face wah, krim pagi hingga malam. Hasilnya? Dua bulan pertama, amazing. Jerawat mulai kempes dan berkurang, muka gak terlalu berminyak dan terlihat sangat cerah. Namun tidak menyamarkan bekas jerawat. Lama kelamaan seperti kebal menggunakan krim ini, jerawat tetap muncul. Rrrrr…

sumber : google


Lulus SMP aku masuk ke SMK jurusan Analis. Well, sekolah ini benar – benar menyita waktuku. Always study all the time. Bahkan sering ketiduran di atas buku, jadilah besoknya jerawat muncul karna tidak cuci muka pada malam harinya. Skip Tje Fuk, aku memilih kembali ke Ponds, hanya cuci muka tanpa memakai krim malam, hehhe… Ternyata makin parah… Oia, saat itu seri Ponds White Beauty nya sudah berbeda, seri yang dulu sudah discontinued. Jerawat yang keluar sekarang malah jerawat batu yang besar – besar. Huuffttt…

Berhubung sekolah ku juga ada jurusan farmasinya, aku disarankan oleh teman untuk minum obat herbal. Lalu aku stop face cream Ponds tapi aku masih memakai face wash Pond's. Aku beli obat herbal (lupa nama merk) yang mengklaim bisa mengatasi jerawat. Kemasan botolnya berwarna ungu, bentuknya kapsul. 1 botol berisi 30 kapsul. Setiap hari minum 1 kapsul. Obat ini bukan obat palsu tanpa izin, kita bisa lihat iklannya di tv. Serius ini bukan Mastin lhoo. Hasilnya? Setelah dua botol jerawat hilang ! Tapi bekas jerawat dan bolong  masih ada, tak apa – apa yang penting no bumps again ! Setelah botol ke-4 aku stop, karna aku merasa seperti orang penyakitan setiap hari harus minum obat. Di akhir masa sekolah, saat disibukkan oleh berbagai ujian dan riset (syarat kelulusanku adalah riset semacam skripsi kuliah) muncul kembali jerawat kecil hingga jerawat besar di muka. Apalagi setiap hari harus praktek di Lab dengan metode riset yang dekat dengan api, asap dan hawa panas (suhu tanur hingga 1000 Celcius) oh my god, sudah pasti keringat dan minyak. Sabar sabar…

Temanku menyarankan untuk berobat ke dokter. Awalnya aku takut ke dokter, takut ketergantungan, takut tidak cocok, takut muka jadi tipis, takut dengan segala treatment (takut facial). Intinya sih udah takut duluan. Tapi setelah didorong oleh teman akhirnya aku berangkat juga ke dokter  temanku itu. Aku lupa nama dokternya. Tempatnya ada di cempaka putih. Dokternya perempuan. Tempatnya selalu ramai. Uniknya tempat ini, walau ramai banget, tapi kita mengantri tidak mendapat tiket atau daftar dulu. Tidak ada janji terlebih dahulu, langsung datang, duduk lalu perhatikan muka yang sudah duluan duduk disana. Tidak ada selak menyelak, giliran masuk ketemu dokter inisiatif diri sendiri dengan toleransi tinggi, kalau semua muka yang kita lihat saat pertama kali datang sudah tak ada, baru giliran kita. Dokter cuma bilang “selanjutnya…” . Jadi kesadaran diri sendiri, tau diri ya..  Dokter sekaligus resepsionis dan kasir, sehabis konsultasi kita dapat obat dan langsung bayar disitu.

Kalau dilihat dari para pasien yang sedang mengantri, muka mereka tidak seperti yang ku takutkan ( tipis dengan wajah putih pucat yang jika kena panas matahari langsung berubah seperti kepiting rebus). No. Masih standar putih wajahnya malah bukan seperti orang yang berobat ke dokter kulit. 

Well, saat awal konsultasi aku ditanya tentang riwayat muka. Dia bilang Ponds terlalu keras di mukaku jadi aku harus stop pakai itu. Aku dikasih face wash, obat jerawat dan krim pagi dengan total biaya semuanya sekitar 300 ribuan. Setelah obat habis baru control kembali. Obat jerawatnya sangat ampuh ! Top ! Bentuknya cairan pink dengan endapan belerang, baunya sangat menyengat. Dipakainya setiap malam mau tidur. Jerawat  dalam semalam langsung hilang. Untuk jerawat besar butuh waktu 2 – 3 hari baru kempes dan kering dengan sendirinya. Sebulan jerawatku hilang… Lalu aku putuskan untuk control kembali. Kali ini aku dikasih krim malam. Obat jerawatnya di stop, karna sudah tidak berjerawat lagi. Kontrol selanjutnya jika krim malam nya habis. Selanjutnya control setelah beberapa kali krim malamnya habis baru ganti variant yang lain, sepertinya ada penambahan dosis. Perawatan di sini tidak boros biaya. Aku dilarang facial karna mukaku masih sangat sensitive dengan jerawat. Dalam setahun aku bisa control sebanyak 2 – 3 x. aku seneng banget akhirnya aku bisa pegang wajahku mulus terlebih di daerah dahi yang tak pernah mulus hehehe.. Dokter bilang, untuk menghilangkan bekas jerawat dan bolong  itu perlu waktu yang lama tidak instant jadi mesti sabar. Pengobatan jerawat disini hanya dikasih krim, no treatment at all.

But, setelah 2 tahun berjalan. Tidak ada perubahan untuk bekas jerawat & bolong. Hanya saja muka jadi lebih cerah, less oily dan little bit glowing. Aku ingin pindah ke tempat lain. Sebenarnya muka dokter itu juga tidak mulus, banyak terdapat bekas jerawat walau tidak kemerahan seperti aku. Akhirnya aku memutuskan untuk berhenti. Senangnya, mukaku tak muncul jerawat lagi walau berhenti menggunakan obat dari dokter. Berarti tidak ketergantungan.
Mulai memakai produk yang ada di pasaran lagi membuat mukaku jadi berjerawat lagi. Akhirnya aku balik ke dokter itu. Dokter memarahiku karna aku harus mengulang perawatan dari awal, hehhe.. Tapi reaksi yang ditimbulkan berbeda dengan saat pertama kali treatment dulu. Mukaku menjadi sangat kering dan seperti ular ganti kulit, walau setelah bagian yang terkelupas menjadi glowing dan halus, tapi aku sangat sedih tak bisa memakai bedak tabur. Bedak tabur akan membuat kulit yang terkelupas menjadi terlihat dengan jelas. Di kantor jadi di bully ular ganti kulit. Huuft... 2 bulan keep positive thinking tapi akhirnya aku putuskan untuk benar – benar berhenti dengan dokter ini.


Seperti apa kisah perjalananku mengobati jerawat selanjutnya? Nantikan part berikutnya ya…


Back to Top